Imam
Mahdi dan Nabi Isa Putera Maryam adalah dua nama yang selalu disebut dalam
banyak riwayat sebagai tokoh penumpas Dajjal. Namun, tidak sedikit riwayat yang
meragukan kesamaan itu. Apakah kedua tokoh tersebut satu. Yakni Imam Mahdi
adalah Nabi Isa al-Masih itu sendiri? Ataukah keduanya adalah dua sosok yang
berbeda?
Tidak diragukan lagi, kemunculan sosok Imam Mahdi di
akhir zaman nanti adalah satu tanda dari sekian banyak tanda-tanda kiamat.
Dialah tokoh yang akan menumpas dajjal, mahluk paling brutal yang akan
menghancurkan dunia dan seisinya.
Sebagian riwayat menyebut tokoh penumpas dajjal tersebut
dengan lafaz Imam Mahdi, sedang
riwayat lain menyatakan dengan lafaz Nabi Isa
as. Namun banyak kalangan menyatakan bahwa Imam Mahdi adalah Nabi Isa,
dengan merujuk pada sejumlah hadits-hadits sahih, se[erti kitab hadits sahih
bukhari Muslim.
Shahih Bukhari Muslim bukan saja kitab hadits yang paling
kuat yang menduduki ranking pertama dalam semua kitab hadits. Kedua perawi dalam
kitab hadits tesebut, bukhari dan muslim, juga dua tokoh hadits handal yang
dikenal sebagai perawi yang paling banyak dirujuk.
Sebuah riwayat Muslim ihwal Imam Mahdi yang popular
diantaranya adalah : ‘disampaikan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,
“Isa anak Maryam akan turun, maka dia akan membunuh babi, menghapus salib,
harta benda akan melimpah hingga tak ada yang menerimanya, pajak akan
ditiadakan, turun di Rauhaa dan dari
situ naik haji atau umrah atau melakukan kedua-duanya.”
Selain kedua tokoh hadits diatas, sedert nama perawi
seperti Hakim, Nasa’I, Thabrani, Ahmad dan
yang lainnya, juga mengungkapkan hal senada. Mereka menyebut ‘reformer akhir
zaman’ itu dalam hadits tentang tanda-tanda kiamat dengan nama Nabi Isa ‘alaihissalam, bukan dengan lafaz Imam Mahdi.
Sebuah riwayat hakim misalnya menyebutkan, “disampaikan
oleh Anas r.a yang mengatakan bahwa
Rasulullah saw telah bersabda, ‘barang siapa diantara kamu berjumpa dengan Isa
anak Maryam maka sampaikanlah salamku kepadanya’.”
Ibnu Majah malah
menyebut secara lebih tegas dalam riwayatnya, bahwa Nabi Isa adalah Imam Mahdi
itu sendiri, “kondisi kian bertambah parah, dunia semakin buruk dan manusia
semakin rakus. Kiamat tidak akan terjadi kecuali atas manusia yang jahat. Namun
Mahdi itu tidak lain adalah Isa anak Maryam juga.”
Para perawi hadits yang meyakini Imam Mahdi adalh Isa,
umumnya beranggapan bahwa tidak mungkin ada dua pemimpin yang kedudukannya sama
memimpin umat manusia dalam satu waktu. Di sisi lain, riwayat-riwayat seputar
Imam Mahdi pun kebanyakan hanya mendeskripsikan tentang satu sosok belaka.
Kendati begitu, ada pula yang beranggapan bahwa Imam
Mahdi justru sosok yang berbeda dari Nabi Isa. Imam Mahdi merupakan satu sosok
yang diberi mandate khusus. Kelak, saat kondisi dunia telah hancur, barulah ia
muncul. Seperti hadits yang disampaikan Nasa’i, “Disampaikan oleh Ibn Abas ra
bahwa Rasulullah saw telah bersabda, “Tidak mungkin punah umat dimana aku
sendiri berada di masa pemulaannya dan Isa anak Maryam akan hadir pada masa
akhirnya sedang Mahdi ada di masa tengahnya’.”
Terlepas dari kontraversi silang pendapat ihwal Imam
Mahdi, hal yang tak kalah menarik untuk dicermati disini adalah mengenai
tugas-tugas yang diemban oleh keduanya. Tidak sedikit hadits yang menyebutkan
bahwa misi yang diemban kedua tokoh itu adalah sama. Sama-sama memberikan
petunjuk kepada umat manusia sekaligus menumpas kedzaliman yang menimpa
semesta.
Ringkasnya, tugas-tugas Imam Mahdi berdasarkan beberapa
riwayat hadits adalah :
·
Akan berjuang mempertahankan ajaran
agama seperti yang sudah dilakukan Nabi Muhammad saw, meneruskan misi risalah
ilahiah dan bukan membuat ajaran baru.
·
Akan menegakkan keadilan dan memenuhi
bumi dengan keadilan.
·
Dia bertindak sebagai khalifah Allah di
muka bumi ini.
·
Semua penduduk bumi akan senang terhadap
kepemimpinannya.
·
Dia tidak akn menumpahkan darah, tidak
akan berperang, melainkan menegakkan perdamaian hingga orang tidur pun tidak
terganggu.
·
Sebagai juru selamat, juru damai dan
pembawa kesejahteraan bagi manusia.
·
Tanda rahmat ilahi akan tampak di
zamannya:hujan akan turun, membawa berkat dan rahmat, sumber kesejahteraan.
Satu
dari sekian redaksi hadits tentang tugas itu berbunyi, “aku member kabar suka
kepadamu bahwa Mahdi akan dibangkitkan di dalam umatku bilamana dikalangan umat
(manusia) timbul perselisihan yang cukup besar dan timbul banyak gempa bumi.
Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan yang sebelumnya sudah penuh dengan
kedzaliman.” Demikian yang disampaikan Abu
Said al-Khudri hasil riwayat Ahmad.
Adapun tugas-tugas Nabi Isa putera
Maryam:
·
Akan membunuh Dajjal si pengacau dan
penyebar keonaran.
·
Akan memecahkan salib dan menjadi hakim
adil (juru selamat)
·
Akan membunuh babi.
Menurut Imam Sayuti dalam karyanya kemunculan
Isa bin Maryam di akhir zaman, yang dimaksud dengan kata-kata membunuh babi
menunjukkan adanya keharusan kepada setiap manusia untuk membunuh babi, hewan
yang hukumnya najis. Sayuti mendasari alasannya bahwa perintah ini merupakan
syariat yang telah berlaku sejak zaman Nabi Muhammad saw.
Entah alas an ini bisa
dipertanggungjawabkan atau tidak. Mengingat, babi juga merupakan mahluk allah
yang keadaanya (dzat) sudah di haramkan sejak hewan ini dilahirkan. Tentu
rahasia ini hanya Allah yang mengetahui.
·
Akan membagi-bagikan harta begitu banyak
sehingga tidak aka nada lagi orang yang mau menerima harta itu.
·
Kedatangannya merupakan tanda akan
datangnya hari kiamat.
·
Akan menghapus jizyah (pajak) dan
lain-lain.
Tugas
Nabi Isa ini sacara rinci disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Said bin Musayyab dari Abu Hurairah. “Rasulullah bersabda, aku
bersumpah dengan nama Dia Yang menggenggam nyawaku ditangan-Nya, bahwa putera
Maryam benar-benar akan turun di tengah kamu sebagai hakim yang adil,
memecahkan salib, membunuh babi, menghentikan peperangan dan melimpahakan harta
benda sehingga tidak aka nada seorang pun yang mau menerimanya. Bahkan satu
kali sujudnya saja akan berharga dari pada dunia dengan isinya.”
Kendati
redaksi hadits menyebutkan tugas Imam Mahdi secara rinci, namun penugasan yang
telah tertuang itu tidak cukup hanya diketahui secara harfiah (letterlijk). Tugas-tugas yang telah
disebutkan tadi masih harus dicari maknanya dengan pemahaman yang benar. Oleh
karena itu, hadits yang menyebutkan bahwa Imam Mahdi akan memecahkan salib,
membunuh babi, berperang dan yang lainnya, jelas masih memerlukan terjemahan
yang tepat. Apakah tugas tersebut bentuknya persis seperti yang disebutkan
dalam hadits, ataukah ada makna yang tersirat dalam lafaz hadits.
Di samping itu, riwayat hadits ihwal Imam Mahdi juga
berkaitan denga persoalan nubuwwah
sesuatu yang mengabarkan tentang hal-hal yang kelak terjadi di akhir zaman,
entah ratusan tahun atau ribuan tahun kemudian.
Dengan sendirinya nubuwwah-nubuwwah
itu disampaikan dalam bentuk khafi (samar),
tidak terbuka sepenuhnya, meski dari segi redaksi hadits cukup jelas. Contonya nubuwwah tentang bakal adanya api dari
timur. Meski jelas disebutkan lafaznya, tetapi tetap menimbulkan tanda Tanya,
api yang bagaimana? Apakah api kayu bakar, api gunung yang meletus, api
senapan, meriam atau bentuk api lain?
Untuk hal ini, Prof.
DR. Hamka juga mengungkapkan hal yang sama. Redaksi hadits tentang
tanda-tanda kiamat, menurutnya banyak yang merupakan kiasan belaka. Seperti
pernyataan akan keluarnya Isa al-Masih di akhir zaman nanti. Hamka meyakini
bahwa yang dimaksud adalah ruh semangat kenabian saja. Tanda-tanda ini pun
hanya diketahui oleh para ulama yang senantiasa berpegang teguh pada al-Quran
dan hadits.
Ini berarti, meski banyak hadits yang mengetengahkan
sosok Imam Mahdi namun masih tetap dibutuhkan kajian dan riset yang mendalam.
Jadi bukan hanya menyangkut tugas dan misi, sosok tentang siapa Imam Mahdi pun
harus di teliti hakikat yang sebenarnya. Lagi pula, telah banyak ayat al-Quran
maupun hadits yang menegaskan bahwa Nabi Isa, tokoh yang dianggap sebagai Imam
Mahdi, ini telah wafat, seperti halnya orang alim kebanyakan.
Pernyataan ini diperkuat oleh Mahmud Syaltout, yang menyatakan bahwa: pertama, tidak ada di dalam al-Quran dan tidak pula di dalam sunnah
(hadits) suatu keterangan yang dapat dijadikan pegangan untuk membentuk suatu
kepercayaan yang memberikan kepuasan batin bahwa Isa diangakat ke langit, dia
hidup disana lalu akan turun kelak di akhir zaman.
Kedua, yang
dapat dipahami dari ayat-ayat al-Quran tentang Nabi Isa tidak lain adalah janji
Allah kepada Isa bahwa Dia mematikan, mengangkat dan memelihara Isa dari
orang-orang kafir. Janji ini telah di sempurnakan. Musuh tidak berhasil
membunuhnya dan tidak pula mematikannya di atas salib, melainkan diwafatkan dan
diangkat oleh Allah ke langit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar