Sabtu, 13 Oktober 2012

Iman Mahdi or Nabi Isa as ???


Imam Mahdi dan Nabi Isa Putera Maryam adalah dua nama yang selalu disebut dalam banyak riwayat sebagai tokoh penumpas Dajjal. Namun, tidak sedikit riwayat yang meragukan kesamaan itu. Apakah kedua tokoh tersebut satu. Yakni Imam Mahdi adalah Nabi Isa al-Masih itu sendiri? Ataukah keduanya adalah dua sosok yang berbeda?
            Tidak diragukan lagi, kemunculan sosok Imam Mahdi di akhir zaman nanti adalah satu tanda dari sekian banyak tanda-tanda kiamat. Dialah tokoh yang akan menumpas dajjal, mahluk paling brutal yang akan menghancurkan dunia dan seisinya.
            Sebagian riwayat menyebut tokoh penumpas dajjal tersebut dengan lafaz Imam Mahdi, sedang riwayat lain menyatakan dengan lafaz Nabi Isa as. Namun banyak kalangan menyatakan bahwa Imam Mahdi adalah Nabi Isa, dengan merujuk pada sejumlah hadits-hadits sahih, se[erti kitab hadits sahih bukhari Muslim.
            Shahih Bukhari Muslim bukan saja kitab hadits yang paling kuat yang menduduki ranking pertama dalam semua kitab hadits. Kedua perawi dalam kitab hadits tesebut, bukhari dan muslim, juga dua tokoh hadits handal yang dikenal sebagai perawi yang paling banyak dirujuk.
            Sebuah riwayat Muslim ihwal Imam Mahdi yang popular diantaranya adalah : ‘disampaikan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Isa anak Maryam akan turun, maka dia akan membunuh babi, menghapus salib, harta benda akan melimpah hingga tak ada yang menerimanya, pajak akan ditiadakan, turun di Rauhaa dan dari situ naik haji atau umrah atau melakukan kedua-duanya.”
            Selain kedua tokoh hadits diatas, sedert nama perawi seperti Hakim, Nasa’I, Thabrani, Ahmad dan yang lainnya, juga mengungkapkan hal senada. Mereka menyebut ‘reformer akhir zaman’ itu dalam hadits tentang tanda-tanda kiamat dengan nama Nabi Isa ‘alaihissalam, bukan dengan lafaz Imam Mahdi.
            Sebuah riwayat hakim misalnya menyebutkan, “disampaikan oleh Anas r.a yang mengatakan bahwa Rasulullah saw telah bersabda, ‘barang siapa diantara kamu berjumpa dengan Isa anak Maryam maka sampaikanlah salamku kepadanya’.”
            Ibnu Majah malah menyebut secara lebih tegas dalam riwayatnya, bahwa Nabi Isa adalah Imam Mahdi itu sendiri, “kondisi kian bertambah parah, dunia semakin buruk dan manusia semakin rakus. Kiamat tidak akan terjadi kecuali atas manusia yang jahat. Namun Mahdi itu tidak lain adalah Isa anak Maryam juga.”
            Para perawi hadits yang meyakini Imam Mahdi adalh Isa, umumnya beranggapan bahwa tidak mungkin ada dua pemimpin yang kedudukannya sama memimpin umat manusia dalam satu waktu. Di sisi lain, riwayat-riwayat seputar Imam Mahdi pun kebanyakan hanya mendeskripsikan tentang satu sosok belaka.
            Kendati begitu, ada pula yang beranggapan bahwa Imam Mahdi justru sosok yang berbeda dari Nabi Isa. Imam Mahdi merupakan satu sosok yang diberi mandate khusus. Kelak, saat kondisi dunia telah hancur, barulah ia muncul. Seperti hadits yang disampaikan Nasa’i, “Disampaikan oleh Ibn Abas ra bahwa Rasulullah saw telah bersabda, “Tidak mungkin punah umat dimana aku sendiri berada di masa pemulaannya dan Isa anak Maryam akan hadir pada masa akhirnya sedang Mahdi ada di masa tengahnya’.”
            Terlepas dari kontraversi silang pendapat ihwal Imam Mahdi, hal yang tak kalah menarik untuk dicermati disini adalah mengenai tugas-tugas yang diemban oleh keduanya. Tidak sedikit hadits yang menyebutkan bahwa misi yang diemban kedua tokoh itu adalah sama. Sama-sama memberikan petunjuk kepada umat manusia sekaligus menumpas kedzaliman yang menimpa semesta.
            Ringkasnya, tugas-tugas Imam Mahdi berdasarkan beberapa riwayat hadits adalah :
·         Akan berjuang mempertahankan ajaran agama seperti yang sudah dilakukan Nabi Muhammad saw, meneruskan misi risalah ilahiah dan bukan membuat ajaran baru.
·         Akan menegakkan keadilan dan memenuhi bumi dengan keadilan.
·         Dia bertindak sebagai khalifah Allah di muka bumi ini.
·         Semua penduduk bumi akan senang terhadap kepemimpinannya.
·         Dia tidak akn menumpahkan darah, tidak akan berperang, melainkan menegakkan perdamaian hingga orang tidur pun tidak terganggu.
·         Sebagai juru selamat, juru damai dan pembawa kesejahteraan bagi manusia.
·         Tanda rahmat ilahi akan tampak di zamannya:hujan akan turun, membawa berkat dan rahmat, sumber kesejahteraan.
Satu dari sekian redaksi hadits tentang tugas itu berbunyi, “aku member kabar suka kepadamu bahwa Mahdi akan dibangkitkan di dalam umatku bilamana dikalangan umat (manusia) timbul perselisihan yang cukup besar dan timbul banyak gempa bumi. Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan yang sebelumnya sudah penuh dengan kedzaliman.” Demikian yang disampaikan Abu Said al-Khudri hasil riwayat Ahmad.
Adapun tugas-tugas Nabi Isa putera Maryam:
·         Akan membunuh Dajjal si pengacau dan penyebar keonaran.
·         Akan memecahkan salib dan menjadi hakim adil (juru selamat)
·         Akan membunuh babi.
Menurut Imam Sayuti dalam karyanya kemunculan Isa bin Maryam di akhir zaman, yang dimaksud dengan kata-kata membunuh babi menunjukkan adanya keharusan kepada setiap manusia untuk membunuh babi, hewan yang hukumnya najis. Sayuti mendasari alasannya bahwa perintah ini merupakan syariat yang telah berlaku sejak zaman Nabi Muhammad saw.
Entah alas an ini bisa dipertanggungjawabkan atau tidak. Mengingat, babi juga merupakan mahluk allah yang keadaanya (dzat) sudah di haramkan sejak hewan ini dilahirkan. Tentu rahasia ini hanya Allah yang mengetahui.
·         Akan membagi-bagikan harta begitu banyak sehingga tidak aka nada lagi orang yang mau menerima harta itu.
·         Kedatangannya merupakan tanda akan datangnya hari kiamat.
·         Akan menghapus jizyah (pajak) dan lain-lain.
Tugas Nabi Isa ini sacara rinci disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Said bin Musayyab dari Abu Hurairah. “Rasulullah bersabda, aku bersumpah dengan nama Dia Yang menggenggam nyawaku ditangan-Nya, bahwa putera Maryam benar-benar akan turun di tengah kamu sebagai hakim yang adil, memecahkan salib, membunuh babi, menghentikan peperangan dan melimpahakan harta benda sehingga tidak aka nada seorang pun yang mau menerimanya. Bahkan satu kali sujudnya saja akan berharga dari pada dunia dengan isinya.”
Kendati redaksi hadits menyebutkan tugas Imam Mahdi secara rinci, namun penugasan yang telah tertuang itu tidak cukup hanya diketahui secara harfiah (letterlijk). Tugas-tugas yang telah disebutkan tadi masih harus dicari maknanya dengan pemahaman yang benar. Oleh karena itu, hadits yang menyebutkan bahwa Imam Mahdi akan memecahkan salib, membunuh babi, berperang dan yang lainnya, jelas masih memerlukan terjemahan yang tepat. Apakah tugas tersebut bentuknya persis seperti yang disebutkan dalam hadits, ataukah ada makna yang tersirat dalam lafaz hadits.
            Di samping itu, riwayat hadits ihwal Imam Mahdi juga berkaitan denga persoalan nubuwwah sesuatu yang mengabarkan tentang hal-hal yang kelak terjadi di akhir zaman, entah ratusan tahun atau ribuan tahun kemudian.
            Dengan sendirinya nubuwwah-nubuwwah itu disampaikan dalam bentuk khafi (samar), tidak terbuka sepenuhnya, meski dari segi redaksi hadits cukup jelas. Contonya nubuwwah tentang bakal adanya api dari timur. Meski jelas disebutkan lafaznya, tetapi tetap menimbulkan tanda Tanya, api yang bagaimana? Apakah api kayu bakar, api gunung yang meletus, api senapan, meriam atau bentuk api lain?
            Untuk hal ini, Prof. DR. Hamka juga mengungkapkan hal yang sama. Redaksi hadits tentang tanda-tanda kiamat, menurutnya banyak yang merupakan kiasan belaka. Seperti pernyataan akan keluarnya Isa al-Masih di akhir zaman nanti. Hamka meyakini bahwa yang dimaksud adalah ruh semangat kenabian saja. Tanda-tanda ini pun hanya diketahui oleh para ulama yang senantiasa berpegang teguh pada al-Quran dan hadits.
            Ini berarti, meski banyak hadits yang mengetengahkan sosok Imam Mahdi namun masih tetap dibutuhkan kajian dan riset yang mendalam. Jadi bukan hanya menyangkut tugas dan misi, sosok tentang siapa Imam Mahdi pun harus di teliti hakikat yang sebenarnya. Lagi pula, telah banyak ayat al-Quran maupun hadits yang menegaskan bahwa Nabi Isa, tokoh yang dianggap sebagai Imam Mahdi, ini telah wafat, seperti halnya orang alim kebanyakan.
            Pernyataan ini diperkuat oleh Mahmud Syaltout, yang menyatakan bahwa: pertama, tidak ada di dalam al-Quran dan tidak pula di dalam sunnah (hadits) suatu keterangan yang dapat dijadikan pegangan untuk membentuk suatu kepercayaan yang memberikan kepuasan batin bahwa Isa diangakat ke langit, dia hidup disana lalu akan turun kelak di akhir zaman.
Kedua, yang dapat dipahami dari ayat-ayat al-Quran tentang Nabi Isa tidak lain adalah janji Allah kepada Isa bahwa Dia mematikan, mengangkat dan memelihara Isa dari orang-orang kafir. Janji ini telah di sempurnakan. Musuh tidak berhasil membunuhnya dan tidak pula mematikannya di atas salib, melainkan diwafatkan dan diangkat oleh Allah ke langit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar