Sabtu, 13 Oktober 2012

Sikap Terbaik Bagi Seorang Muslim


            Seorang muslim yang baik tentu saja akan selalu berusaha memelihara lidahnya. Walaupun lidah itu tidak bertulang tapi sering kali dia akan lebih tajam dari pada pedang. Sekali tebasan pedang hanya akan menyakiti satu orang, tapi hanya sekali tebasan lidah dapat menyebabkan banyak orang tersakiti.
Berhati-hatilah dalam berkata-kata! orang yang beriman akan memilih diam jika di anggap kata-katanya tidak mengandung kebenaran. Diam itu tidak selamanya menyebabkan kita tidak kreatif, tapi kadang kala diam itu adalah jalan terbaik yang dapat menyelamatkan kita dari berbagai macam permasalahan yang ada dan tentu saja kemuliaan masih terpelihara. Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa orang yang banyak bicaranya adalah orang yang banyak celanya.
             Seorang pribadi, kita berusaha sekuat tenaga untuk menjaga lisan kita dari kata-kata yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Dan saat kita berinteraksi dengan orang lain, bukan tidak mungkin kita akan berusaha untuk memperbaiki diri dalam menjaga lisan, di sisi lain lawan bicara kita mengiring untuk melakukan sebaliknya, maka bisa kita sikapi dengan sikap yang terbaik karena kita tidak bisa memaksa orang lain melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan kita.
Saat kita berhadapan dengan orang yang banyak bicaranya dan penuh dengan kebathilan, maka jika kita mampu mencegahnya langsung untuk menghentikan bicaranya, maka lakukanlah. Kalaupun kita tidak mampu, maka dengan alasan yang logis dan terkesan tidak dibuat-buat berusaha untuk meninggalkan majelis. Sikap terbaik yang harus kita lakukan adalah member contoh bagaimana sebaiknya seorang muslim berbicara yang baik dan benar yang mengandung ilmu dan manfaat bagi orang lain. Hal itu harus kita lakukan terus menerus dalam berbagai kesempatan dan tentu saja dijadikan kebiasaan oleh kita.
               Jika kita melakukan hal sebaliknya, yaitu menyakiti orang lain dengan kata-kata kita, maka segeralah kita meminta maaf kepada orang yang bersangkutan dan perbanyaklah istighfar dan mudah-mudahan allah swt akan selalu membimbing kita dalam berkata, bersikap, dan bertindak.
Seorang akan selamat hidupnya dengan memelihara lisannya dengan mengatakan yang baik, benar, atau memilih diam. Rasulullah saw bersabda : “barangsiapa yang beriman kepada allah dan hari akhir, maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam”.(HR. Bukhari dan Muslim).
Kadang, seseorang sengsara hidupnya karena tidak berhasil menjaga lisannya. Lihat saja, berapa keluarga yang hancur karena ibunya sangat cerewet dan mengatakan hal-hal yang tidak perlu, dan ayahnya mengeluarkan ucapan kasar dan tidak mendidik, sedangkan anaknya sering membantah mereka dengan banthan dan sindiran yang tidak pantas di ucapkan oleh seorang anak.
              Tidak sedikit pula seorang pemimpin jatuh wibawanya karena lidahnya. Saat dia berbicara di depan masyarakat, yang keluar dari mulutnya adalah sesuatu yang keluar dari mulutnya adalah sesuatu yang dapat menzhalimi orang lain dan kata-katan yang sia-sia, dan kadang-kadang dia sendiri tidak mengerti apa yang telah dia katakan.
Sebaiknya kita merenungkan makna yang terdapat dalam hadis ini agar dapat terhindar dari mengucapkan kata-kata yang sia-sia. “Dari Abu Hurairah ra : katanya rasulullah saw bersabda : seorang hamba (manusia) yang berbicara dengan pembicaraan yang belum jelas baginya (hakikat dan akibatnya) maka dia akan terlempar ke neraka sejauh antara timur dan barat”. (HR. Muslim).
                 Seseorang tidak akan terampil menjaga lisannya kecuali dengan ilmu dan kesungguhan untuk melatih diri. Makin banyak orang bicara, maka makin banyak peluang tergelincir lidahnya, akan menyebabkan jatuhnya wibawa, runtuhnya kehormatan, dan bertambahnya dosa.
Maka, berbahagialah bagi orang yang dapat menjaga lidahnya karena yang akan keluar dari mulutnya adalah untaian mutiara yang sarat dengan kebenaran, berharga, bermutu, dan membawa mashlahat bagi orang-orang yang mendengarkannya. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar