Berita wafatnya
Rasulullah Muhammad saw yang bagi pengikutnya merupakan berita duka yang
terkira. Bagi Heraklius, Kaisar Romawi adalah berita merdu yang mengalahkan
indahnya nyanyian para biduan. Ia menganggap wafatnya Rasulullah adalah sama
dengan berakhirnya sepak terjang kaum muslimin yang akhir-akhir ini sering
membuat ia tak lelap tidur. Romawi akan aman, begitu piker sang Kaisar.
Namun, alngkah kagetnya
ia, ketika anak buahnya dengan terbirit-birit mengabarkan bahwa pasukan muslim
telah bergerak untuk menyerang perbatasan syiria. Tak ada sedikitpun yang
berkurang dari ketangguhan pasukan muslimin, meskipun Rasulullah, sebagai
pemimpin besar dan inspirator pasukan, telah tiada.
Dan yang membuat
Heraklius semakin tak hbis piker, pasukan itu ternyata dipimpin oleh serang
remaja berusia 18 tahun! Remaja yang mampu memimpin ribuan prajurit, di mana di
dalamnya terdapat khalifah Abu Bakar As-Shidiq dan Umar Bin Khattab, sahabat
senior rasulullah yang tak di ragukan lagi kehebatannya, sehingga pasukan itu
mampu membuat ciut nyali tentara romawi yang terkenal hebat, dan mampu membawa
pasukannya kembali ke madinah tanpa jatuh korban satu jiwa pun!.
Siapa remaja yang luar
biasa itu? Dia adalah seorang anak muda terbaik di zamannya. Usamah Bin Zaid,
namanya. Ia tidak terlahir dari kalangan bangsawan, melainkan dari kalangan
kasta ‘rendahan’. Ayahnya, Zaid bin Haritsah adalah mantan budak yang di
hadiahkan oleh bunda khadijah sebagai pelayan nabi Muhammad saw. Sementara,
ibunya, Ummu Aiman, adalah pengasuh dan bekas sahaya nabi Muhammad saw pula.
Bagaimana pula dengan
rupa Usamah? Tentu jauh dari tampang menawan para actor fil box office. Usamah, ia berkulit hitam
dan berhidung pesek. Namun, muka bukanlah suatu hal yang penting dalam
pencapaian prestasi seseorang.
Meskipun berasal dari
derajat rendah (dalam pandangan manusia) serta berparas buruk, Usamah memiliki
banyak kelebihan yang membuat ia pantas menerima jabatan yang begitu
spektakuler di usia yang masih teramat belia. Kelebihan itu adalah keimanan
yang mendalam terhadap ALLAH SWT, kesiapan dan kesediaan memikul tanggung
jawab, kemauan yang membaja, serta kemahiran memimpin orang (leadership). Kelebihan inilah yang membuat
usamah menerima kecintaan den penghargaan yang besar dari Rasulullah saw,
sebagaimana sabdanya :
“sungguh, Usamah bin Zaid adalah manusia yang paling kusayangi, dan aku
berharap, kiranya ia akan termasuk orang-orang shaleh diantara kalian dan
terimalah nasihatnya yang baik”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar